Selasa, 17 Maret 2009

Kehidupan di Dunia

Alam semesta kita sangatlah teratur. Miliaran bintang dan galaksi bergerak dalam orbit mereka masing-masing dengan serasi. Galaksi terdiri dari hampir 300 miliar bintang yang saling berpindah sesamanya dan, yang mengagumkan, selama perpindahan dahsyat ini tidak terjadi satu pun tabrakan. Keteraturan tersebut menyebabkan tabrakan tidak terjadi. Lebih hebat lagi, kecepatan benda-benda di alam semesta berada di luar batas imajinasi manusia. Dimensi fisik luar angkasa sangatlah besar jika dibandingkan dengan pengukuran yang digunakan di bumi. Bintang-bintang dan planet-planet, dengan massa miliaran atau triliunan ton, dan galaksi, dengan ukuran yang hanya dapat dipahami dengan bantuan rumus-rumus matematika, seluruhnya berputar dalam jalurnya masing-masing di ruang angkasa dengan kecepatan yang luar biasa.
Sebagai contoh, bumi berotasi terhadap sumbunya sehingga titik-titik di permukaannya bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 1.670 km per jam. Kecepatan linear rata-rata bumi dalam orbitnya mengelilingi matahari adalah 108.000 km per jam. Namun, angka-angka ini hanyalah mengenai bumi. Kita mendapati angka-angka yang jauh lebih besar saat memeriksa dimensi di luar sistem tata surya. Di alam semesta, seiring bertambahnya ukuran sistem, kecepatannya pun meningkat. Tata surya berevolusi mengelilingi pusat galaksi pada kecepatan 720.000 km per jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang terdiri dari sekitar 200 miliar bintang, adalah 950.000 km per jam. Pergerakan yang terus-menerus ini tidak dapat dibayangkan manusia. Bumi, bersama sistem tata suryanya, setiap tahun bergerak 500 juta km menjauh dari lokasinya pada tahun sebelumnya.
Terdapat kesetimbangan yang luar biasa dalam seluruh gerakan dinamis ini dan hal tersebut mengungkapkan bahwa kehidupan di bumi berlandaskan pada keseimbangan yang sangat cermat. Pergeseran yang sangat sedikit pun pada orbit benda-benda langit, bahkan hanya beberapa milimeter, dapat membawa akibat yang sangat serius. Beberapa di antaranya dapat sangat mengganggu sehingga kehidupan di bumi tidak mungkin terjadi. Dalam sistem yang di dalamnya terdapat kesetimbangan sekaligus kecepatan yang luar biasa itu, kecelakaan raksasa dapat terjadi kapan pun. Meski demikian, fakta bahwa kita menjalani hidup kita secara wajar di planet ini membuat kita lupa akan bahaya besar yang ada di alam semesta. Keteraturan alam semesta kini dengan jumlah tabrakan yang kita tahu yang hampir dapat diabaikan, langsung membuat kita berpikir bahwa kita dikelilingi oleh suatu lingkungan yang sempurna, stabil, dan aman.

Manusia tidak banyak memikirkan hal tersebut. Itulah sebabnya mengapa mereka tidak pernah menyadari jaringan luar biasa dari kondisi-kondisi yang saling berhubungan yang membuat kehidupan berlangsung di bumi, ataupun mengerti bahwa pemahaman atas tujuan hidup mereka yang sesungguhnya sangatlah penting. Mereka hidup bahkan tanpa memikirkan bagaimana kesetimbangan yang luar biasa namun cermat ini sampai tercipta.
Meski demikian, manusia diberikan kemampuan untuk berpikir. Tanpa merenungkan keadaan sekitarnya dengan teliti dan bijaksana, seseorang tidak akan pernah melihat kenyataan atau bahkan tidak memikirkan sedikit pun mengapa dunia diciptakan dan siapa yang membuat keteraturan besar ini bergerak dengan ritme yang begitu sempurna.
Seseorang yang merenungkan dan memahami pentingnya pertanyaan-pertanyaan ini akan berhadap-hadapan dengan sebuah fakta yang tidak dapat dihindari: alam semesta yang kita tempati diciptakan oleh sang Pencipta, yang keberadaan dan sifat-Nya terwujud dalam segala sesuatu. Bumi, sebuah titik kecil di alam semesta, diciptakan untuk menjalankan tujuan yang penting. Tidak ada suatu pun terjadi tanpa tujuan dalam kehidupan kita. Sang Pencipta, dengan menampakkan sifat, kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya di seluruh alam semesta, tidak meninggalkan manusia seorang diri namun membekalinya dengan tujuan yang sangat penting.
Alasan mengapa manusia ada di bumi diceritakan oleh Allah dalam Al Quran sebagai berikut:


Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al Mulk, 67: 2)


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. Al Insaan, 76:2)


Dalam Al Quran, Allah lebih lanjut menjelaskan bahwa tidak ada suatu pun yang tidak memiliki tujuan:


Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian. (QS. Al Anbiyaa’, 21: 16-17)

Tidak ada komentar: